Copyright © Evia Nugrahani W Koos
All photos in this album are taken by Evia N W Koos, all rights reserved.
Musim panas tahun lalu, tanpa aku sadari ada tamu yang tiba tiba muncul di sepetak kebun belakang rumah berkumpul dengan kemangi, sereh, tomat, cabe, dan aneka basil. Batangnya tinggi menjulang dengan bunga kuning yang masih kuncup, mirip bunga Dandelion.
Zane yang tidak suka ada tanaman liar menyelusup, sudah ancang ancang akan menebasnya.
Aku cegah karena setahuku bunga Dandelion tidak sebesar ini. Batangnya pun tinggi nggak seperti batang tanaman Dandelion yang menyemak.
Dugaanku ini adalah bunga matahari, dan ternyata dugaanku terbukti benar.
Begitu bunga sudah mulai mekar, mulai deh tangan kegatelan jepret sana jepret sini memanfaatkan tamu tak diundang ini.
Kamera: Nikon D50
Lensa: Micro Nikkor 1:3.5 f=55mm
Diafragma f/1.0
Shutter speed 1/20
Sejujurnya aku nggak yakin dengan data diafragma dan shutter speed
tsb, karena bodi kamera digital sedangkan lensanya manual mekanik yang jadul banget dan mungkin umurnya lebih tua dari umurku. Aku menuliskan data yang terekam secara otomatis di foto tsb.
Dua gambar tsb sepintas sama, yang satu ada beberapa titik hitam yang cukup menggangu karena lensanya kotor. Sedangkan yang satunya, beberapa titik hitam sudah dibersihkan menggunakan fitur Photoshop.
Terima kasih buat Ferdi yang sudah bersedia berbagi ilmu.
Aku tambahin lagi satu foto versi aslinya di “Matahariku3”. Belum diolah sama sekali.
wehh…akhirnya namu juga disini. Ngupi2 dulu 🙂
bakat ya? aduh…enggak sih, memanfaatkan alat aja.
Mpok baru tahu ente bukan aja bakat ngebatik tapi fotografi juga
Iyo sing iki durung di utak atik. Beda sama dua lainnya yg sudah diodal adol dgn software gambar
lebih alamiah warnanya…
Kenapa? Karena masih asli atau karena alasan lain?
terus terang aku lebih suka yang versi ini…..
senangnya……..sebagai penyuka bunga, aku selalu gak tahan untuk gak mandangi foto bunga…..cakep…cakep….
summer tahun lalu aku n keluargaku kesana.
ambil paket tour Beijing dan chendu dr Singapore.
kalau diberi kesempatan summer tahun ini.
mau dikirimi tiket nih?..ha..ha… nga nolak nih
Makasih Esti. Potnya kurang gede kali non. Coba pake pot gede.
Temenku ada yang nanem pohon pisang lho disini 🙂
Niat banget, ditaruh di pot biar bisa dimasukkan rumah.
Makasih Ferdi. Wah, banyak unsur ketidak sengajaan disini.
Sewaktu black dot masih ada, aku simpen di dua versi yaitu PSD dan JPG. Dua2nya sama, nggak ada perbedaan sama sekali. Sewaktu koreksi black dot, file yg aku koreksi yg PSD lantas save as "matahariku2" dan disimpan dalam dua versi PSD & JPG. Lha kok warnanya bisa berubah. Heran aku kok bisa begitu. Wong yg dikoreksi black-dot doang.
Lha kamu malah suka yg ini toh. Selera sih ya, aku malah demen yang "matahariku1"..
Lucky you, Esti dulu pernah nanem di pot tapi bunganya kecil … kayaknya gak cocok buat dipot (secara tinggal di apartemen gak punya kebun .. huhuhu)
Foto versi aslinya dah cakep banget, Vi .. good job.
Hi Evia,
you did it, bagus nih, bersih dari black-dot… warna kamu mainin lagi yah ke tominan biru? Tapi bagus nih, isolasi warnanya, jadi mostly the yellow ones doesn’t affected much. Great job, i like this one 🙂
Kalau sunflowernya gede, kwacinya bisa dimakan. Kalau sunflowernya sebesar yg difoto saya, yang makan burung Kim. Kalau kita yg makan nggak telaten. Hihihihi…
Setahu saya, sunflower itu perennial. Jadi kalau dah mati, ntar summer depan muncul lagi.
Foto2 bunga belum begitu banyak, karena belum masuk musim semi. Itu hasil foto summer kemaren yang iseng2 diposting disini
Kalau ada lagi Insya Allah saya upload deh.
Eh kapan ke negeri tirai bambu?
Disini semua serba sempit jadi kalau mau tanam beli yg mini size, itupun kalau meleset bisa kembali keukuran normal pas berbunga. Kalau lihat biji2nya jadi ingin buat jadi kwaci deh tapi nga tau caranya ha…ha..ha.., sayang kalau seasonnya sdh selesai dibuang begitu saja.
kutunggu hasil jepretan bunga2 dan tanaman bumbu2 dapurnya nih
Aku juga sukaaaaaaaa sun flower.
Mungkin itu penyebabnya bisa tumbuh di halamanku, disebar ama burung. Wong aku nggak merasa nanem. Tadinya sempet kepikir kalau ditanem pemilik rumah sebelumnya. Ini kan jenis perennial. Aku juga suka banget ama bunga matahari. Tiap kali lewat rumah yg ada bunga matahari aku bilang ama Zane pengen punya di halaman sendiri. Ndilalah kok ujug2 muncul sendiri tanpa diundang. Rejeki.
cantiiikk !!
I love sun flower 🙂
Hehehehehe..,wis gek ndang dijupuk kembange
Aku yo isane nandur tanduran kuwi pas summer thok rek. Nek adem2 ngene yo wis matek kathuken. Ojo maneh salju, wong musim gugur ae wis keok.
Summer iki koyone ra nandur opo2, soale ditinggal muleh kampung gak ono sing ngrumat ngko.
Iya, dibikin kwaci. Dibuat minyak goreng. Buat pakan burung juga.
Nggak asli banget sih Angky. Warnanya sudah dipertajam jadi agak kebiru biruan. Aslinya latar belakang warna ijo.
Kalau kameranya D-SLR bisa dicopot pasang lensanya mbak. Lensa bawaannya Nikon D50 aku copot, trus aku pasang lensa Makro yang jadul itu. Tadinya bete nggak bisa bisa, dipake motret hasilnya item mulu. Udah mau aku hibahkan, tapi aku oprek2 lagi dulu karena masih penasaran. Eh…ternyata bisa. Tapi ya gitu, setelannya harus total manual. Ngidupin flash nya aja nggak mau, tapi nggak apa apa wong aku jaranggggg banget pake flash. Data yang kerekam ya data yang ada di bodi kamera, meskipun lensanya dirubah rubah setelannya. Tapi aku suenenggg banget kayak dapet mainan baru.
cantik mbak,ini kan yg bijinya bisa dimakan ya..
Oh jadi bunga matahari butuh panas ya? Konon katanya bunga matahari selalu menghadap ke arah dimana ada matahari, betulkah itu?
Aku lupa lupa melulu untuk memperhatikan.
Iya aku juga suka yg ini. Warnanya lebih tajam dibanding yang satunya, tapi ada banyak titik hitam yg menggangu karena lensanya kotor. Lupa nggak dibersihin.
Rupanya biji bunga matahari menjadi kesenangan satu jenis burung sehingga menyebarkan kemana-mana. heppi juga dapat tamu tak diundang yg cantik.
warna kuningnya memikat hati
Cantik banget, ini jadi yang asli ya Evia sebelum diphotoshopkan … aku suka yang ini
mbak, koq tau sih kalo aku suka banget bunga matahari (serius nih). Tapi koq aku kege-eran ya … hihihi.
Bagus Bunga Mataharinya..Bgmn menggabungkan yg manual n digital?
(kemangi, sereh, tomat, cabe, dan aneka basil)
waduh kok enak akeh tanduranne rek ?
aku iso nandur mek summer tok wes wes wes …..
aku selalu pengen rumahku ada bunga mataharinya, tapi halaman rumahku tidak cukup panas buat bunga ini. Tembok tetangga kanan kiri dan banyak pepohonan besar menghalangi masuknya sinar matahari… hiks… cukup cuman bisa menikmati bunga mentarinya tetangga deh…
Ini cantik….aku suka yang ini…