Seorang teman saya yang berprofesi sebagai kuli disket dan orang Surabaya asli saat ini sedang bertugas di perbatasan Indonesia Malaysia pintu lintas batas Entikon Sarawak.
Si teman yang berdarah panas (gampang ngamukan, maklum arek Suroboyo totok) dihardik polisi Diraja Malaysia nggak boleh motret.
Kuamprettttt. Akankah kita berdiam diri saja?
weh hawane sumuk tenan…..
wadow opo maeh iki….sebab opo ra oleh motret mb
Sepppp…..Itu baru mas Erik yang kukenal. Piara terus darah panasmu mas.Indonesia butuh orang orang kayak gitu, yang nggak lembek. Diplomasi ya diplomasi, tapi kalau sudah di odos odos sama muka tembok, kita ya harus tunjukkan sikap. Sak enake dewe ae.@Sefa: jangan cuma dijitak, ke-enakan. Diedel edel sekalian biar dedel duwel.@mbak Sri: judeg yo mbak. Negoro ra nduwe toto kromo blas.
heran! kenapa sih mereka???
Hahahahahaha…..tenang mbak Evi bisa aku atasi. Aku cuek ae…ngga tak gubris. Biarin omong sama pagar pintu lintas batas itu. Aku motret seperti di lapangan bola…nyante. Biarkan anjing menggonggong. Wong aku di garis netral milik PBB kok..mau ngapa2in…ya dia sendiri yang habis. heheheheheh..foto2nya bisa dilihat di http://www.antarafoto.com
jitak aja Mbak, jitaaaakkkkkkkkkkkkkkk
Walah apalagi ini. Ambalat belum selesai, ada berita ini…..