Saya percaya betul bahwa setiap kejadian, baik atau buruk sudah diatur olehNYa.
Sepulang dari kuliah tadi siang, seorang teman yang menjabat sebagai koordinator organisasi Asia Pacific menelepon saya. Sudah lebih dari setahun kami tidak saling berkirim kabar meskipun tempat tinggal kami tidak berjauhan.
Singkat cerita, sang teman memberitahu ada seorang kru kapal laut yang sedang dirawat di bagian gawat darurat di rumah sakit setempat. Kapal berbendara Yunani tersebut sedang sandar di Duluth untuk memuat gandum yang akan dikirim ke Aljazair. Kru tersebut berwarga negara Indonesia dan hanya bisa berbahasa Inggris sepatah sepatah. Petugas rumah sakit kelimpungan mencari penterjemah berbahasa Indonesia karena Duluth bukanlah kota besar. Setahu saya, orang Indonesia hanya ada dua biji. Yang satu sudah dihubungi tapi kebetulan sedang di luar kota.
Sesampainya di rumah sakit, saya menemui perawat yang menangani kru kapal tersebut. Sang bapak, saya sebut inisial namanya saja, NH, tergolek lemah di tempat tidur dengan bermacam macam selang yang menempel ditubuhnya. Secara umum beliau dalam keadaan baik. Kadar darah hemoglobinnya sangat rendah dan terjadi pendarahan di bagian bawah perut. Perlu diadakan serangkaian tes untuk mengetahui permasalahannya sebelum diadakan penanganan.
Beliau berasal dari etnis Bugis dan bertempat tinggal di Jakarta. Ah…Bugis. Siapa yang tidak tahu legenda orang Bugis yang terkenal berani mengarungi samudra hingga jauh dari kampung halaman? Sebut saja kawasan pesisir di Indonesia, hampir semuanya terdapat orang Bugis.
Almarhum bapak saya, meskipun bukan orang Bugis, adalah seorang pelaut dengan jabatan terakhir Markonis atau Radio Officer. Segala penjuru dunia sudah dijelajahinya kecuali kawasan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Secara iseng saya bercerita ke bapak NH bahwa bapak saya adalah pelaut.
“Siapa namanya?” tanya si bapak. Saya sebut nama bapak saya dan dengan mata berbinar binar, pak NH menjawab bahwa beliau mengenal baik bapak saya.
Dengan membelalakkan mata, saya bertanya (lebih tepatnya bukan bertanya tapi terlonjak kaget) “what”??????
Padahal bapak saya sudah meninggal lama, tahun 1987 di saat seluruh bangsa Indonesia merayakan kemerdekaan. Ya 17 Agustus 1987.
Ya Allah Gusti, Indonesia – Amerika itu jaraknya ribuan kilometer. Di Duluth pula, yang lokasinya menusuk di pedalaman Amerika. Orang Indonesia juga hanya dua gelintir disini. Tapi dengan kuasaNya saya bisa bertemu dengan seseorang yang menghubungkan saya dengan almarhum bapak saya. Ceritapun mengalir dengan lancar tanpa bisa dibendung.
Sayapun juga mengutarakan salah satu cita cita saya untuk menyusuri daratan Amerika menembus Rusia dan Asia untuk pulang ke Indonesia. Kalau bisa jalan darat, tetapi bila ternyata sulit, jalan lautpun juga oke. Ini dikarenakan kawasan Rusia Timur (Siberia) yang tak berpenghuni dan bila musim dingin, suhunya ampun2an.
Naik kapal penumpang, ah itu mah biasa. Punya duit segepok, tinggal pesen tempat kapal pesiar. Nggak ada tantangannya. Lebih seru bila naik kapal kargo atau kapal barang. Tapi masalahnya, penumpang biasa nggak bisa masuk kecuali pihak keluarga sang kapten kapal. Dengan mengenal bapak NH, jalan saya untuk meraih cita cita tersebut mulai menemukan titik terang. Meskipun almarhum bapak saya pelaut, saya sama sekali tidak memiliki jaringan kapal barang maupun kapal kargo.
Dan dengan berbekal identitas diri yang sedang saya kejar dan pelajari di kampus ini, Insya Allah jalan akan terbuka lebar.
Waktupun habis, dan saya mengucapkan selamat berpisah karena ada kepentingan lain yang telah menanti. Kami berdua diliputi keharuan yang sangat pekat dan dengan mata berkaca kaca disaksikan oleh perawat yang juga terbawa suasana keharuan. Saya mengusahakan untuk berkunjung lagi keesokan paginya bila segala sesuatunya memungkinkan. Insya Allah.
Kuasa Tuhan memang luar biasa. It’s amazing. Semoga pak NH cepet sembuh. Amin….
Iya Gis, udah takdir. Mudah2an tercapai. Amin. Jalannya masih panjang sekali. Makasih ya Gis
Sekarang malah sudah boleh makan. Dan tidak berada di kamar ICU lagi. Berita updatenya barusan saya posting mas. Silakan disimak disini.
Amin ya Robbal Alamin. Makasih ya.
Wah..via kata org benar dunia sempit …bisa ketemu kenalan Bapakmu malah di Amrik…memang sudah takdir kali yah. mudah2an tercapai deh travel ke rusia.
syukurlah…
mbak, semoga jalan untuk mencapai cita2nya semakin terbuka lebar.
mas Erik, gak kwalik tah? mesthine aku sing minder.Eh, aku japri mas.
Iya Hen. Kok bisa ya? Mungkin ini pertanda cita2ku direstuiNya.
Beneran Ani. Aku ngak nyangka sama sekali. Subhanallah
Iyo mbak, Alhamdulillah. Jalang masih poanjanggggggg, tapi paling tidak ada titik terang.
Alhamdulillah baik. Hari ini akan ada tes untuk ditangani lebih lanjut.
Suwun Mi. Stok lawas. Wis jarang dolinan kamera.
Iya mbak. Subhanallah.
WOOOOOOOOWWWWWWWWWWWWWWWWWW…medeni..minder aku ndelok foto2ne. Muantap puol!!!!
wah.. kok bisa ya Vi..?
wih amazing yo yuk, dan sampeyan benar petualang sejati :), gambar mercu suar e apik tenan
subhanallah……
jalan dibukakan sedikit demi sedikit… alhamdullilah
trus gimana kabarnya bapak itu mbak??
wah, foto mercusuare apik buk. top! 😀
wah gak nyangka ya mbak…