Bergelut di bidang yang sama sekali baru rasanya sangat menantang. Apalagi kalau tidak memiliki latar belakang hal tersebut sama sekali. Istilahnya cuma bondo nekat. Belajar dari awal mula dan pada saat yang sama kita dituntut untuk profesional karena dibayar. Tetapi kalau pada akhirnya menikmati kegiatan tersebut adalah suatu anugerah.
Selama ini saya belum pernah membeli sushi hasil buatannya. Mahal menurut saya. Saya membandingkan harga sushi buatannya dengan harga sushi di Shanghai. Yah maklumlah, kami baru saja pindah dari Shanghai. Apa apa dipikir dulu sebelum dibeli dan otak udah otomatis aja mengkonversikan ke dalam mata uang Yuan atau Rupiah.
Sampai suatu saat, saya tak tahan untuk tidak menyapanya. Pura pura memilih sushi yang akan saya beli dan terjadilah percakapan itu.
“Where are you from?”
“Burma”
Ah tak heran kalau saya mengiranya dari Indonesia. Percakapan demi percakapan mulai mengalir. Dan lelaki itu mengenali Indonesia dengan baik. Suasanapun menjadi cair. Entah keberanian apa yang membuat saya menawarkan diri “Hey, do you need any assistance?” Yang langsung disambarnya dengan antusias. Lelaki itu sebut saja namanya K ternyata memang sedang membutuhkan tenaga tambahan.
Tanpa banyak prosedur yang berbelit, tanpa wawancara, mulailah saya bekerja di sana sebagai tenaga paruh waktu. Tugas saya gak terlalu rumit. Memasukkan potongan potongan acar jahe dan mengencrutkan gundukan washabi ke dalam kotak yang telah diisi gulungan gulungan kecil sushi. Lantas menutupnya dan memberi label harga serta meletakkan dalam lemari display. Sudah itu saja.
Dengan cepat saya menghafal berbagai menu supaya mudah memberi label di masing masing kotak. Dari hasil menghafal menu menu tersebut saya menjadi tahu apa saja kandungan masing masing sushi tersebut.
Di hari hari sepi, si K mengajari saya menggulung sushi. Bukan perkara mudah. Seringkali isinya mbletrek kemana mana pada saat dipotong potong. Namun pelan pelan saya mengerti triknya sehingga si K mempercayai saya untuk menggulung sushi untuk menu menu yang mudah. Untuk sushi yang tergolong rumit, saya masih belum mampu.
Tak terasa saya sudah bekerja di sana hampir setahun. Memang tidak bekerja setiap hari. Hanya di saat saat ramai dan biasanya seminggu 2x. Itu sudah lebih dari cukup buat saya. Mengumpulkan receh demi receh dan yang terutama bagi saya adalah mempelajari suatu hal baru dan pada saat bersamaan saya dibayar.
Genap setahun saya bekerja, si K pun hijrah ke negara bagian lain. Membuka usaha sushi sendiri. Dan sayapun menganggur.
**langsung ngaca sambil kedip kedip*hihihihihih….
Mbak Evia itu ternyata cantik dan langsing. Selama ini jarang bnarsis je.
durung telat nek apene komentar.
hemmaku telat bacane ik….:(
ceritanya bakalan panjang. Dan nano nano.
wah sudah lama ternyata..
Tahun 2008 kayaknya.
Nah kan… tergantung selera lokal juga kan.
Seperti yang aku kutip dari sebuah situs di atas, California (bukan Californian) roll kreasinya orang Los Angeles. Hahahaha…. ternyata.Sama ceritanya kayak wonton (siomay) dimana otentiknya di Cina adalah isi daging, tapi di Amerika isinya cream cheese.
btw, jadi asisten K kapan sih? udah lama?
dimari diadaptasikan deh.. ada yang bumbu pecel juga kecap, malah balado juga ada.. pun rendang.. sushi ala indonesia..
beda tempat beda isi ya californian roll, di jepang sendiri ga ada kan..
Beda warung beda interpretasi ya ternyata. Aku punya beberapa buku tentang sushi dan salah satunya berjudul “The encyclopedia of sushi rolls”, aku lihat yang namanya California Roll isinya udang, apokat, daun slada, bell pepper dan smoked salmon.Barusan ubek ubek internet nemu artikel di sini http://norecipes.com/blog/california-roll-recipe/. Ada resepnya juga dan isinya cuma apokat dan crab meat. Keterangannya begini: “California Rolls were invented in the late sixties by an creative sushi chef in Los Angeles who was lamenting the lack of sushi grade fish at the time. The avocado approximates the rich creaminess of toro (tuna belly) while the use of crab is a nod to the abundance of Dungeness Crab along the left coast. The trademark rice on the outside style of a California Roll has to do with the fact that some people balked at the idea of eating seaweed. Rolling the nori on the inside, it keeps it out of sight and out of mind.You’re probably not too surprised that California Rolls aren’t very authentic, but did you know that rolls in general aren’t especially popular in Japan. Refered to as makisushi there, rolls only come in a few flavors (cucumber, tuna, scallion and toro, etc.) and almost always have the rice on the inside.”
oohh disini yang namanya californian roll selalu pake alpukat telur dadar dan udang ato ikan segar deh.. ku suka makan pake jahe segar itu.. dibanding pake wasabi..
Hahahahaha ….iyo ancen akeh foto panganane timbang uwong2e. Macho hahahahahaha …macak congok.
enggak. Jarang jarang makan telor ikan. Ini punya satu wadah kecil belum dipake juga, belinya dari tahun kemarin.Sing dicampur ketan ki akal2anku dewe mbak. Soalnya tekstur nasi buat sushi kan punel dan lengket satu sama lain tapi gak selengket ketan. Bikin sendiri emang murah dan isinya juga bisa sesuka selera. Cara menikmati washabi? Yaaaa gimana ya? heheheheh …susah bilangnya, memang rasanya menyengat hidung. kalau gak suka, ya gak usah dipaksa. Aku juga gak begitu suka, dikit aja pakenya buat kaget2an. Aku malah lebih suka acar jahenya. Semriwing.
Hahahahah …ngemplok ae wis, lebih gampang.
Kenapa gak dimuntahin aja langsung begitu tahu kalau itu telor ikan? Atau mungkin tadinya gak tahu kalau itu telur ikan, kerasa nggrenjel2 di mulut apa’an setelah diceklus baru tahu kalau telor ikan. Gitu kali yah?
Koyo’e mek foto panganan thok, hihihihihihihihihihi. Bayanganku tentang mbak Evia, macho…..hahahahahahahahaha
Heh? kok bisa amis yo.Tapi emang dasarnya gak suka, yo susah menghilangkan mind set itu. Sama aja seperti aku yang gak suka telur setengah mateng yang kuningnya masih mengalir. Digimana gimanain yo tetep hoek kalau ngeliatnya. Lagi lagi masalah selera.
Musti bener2 fresh sih ya, kalau enggak emang ngeri.Di sini kalau beli ikan, ada istilah yang namanya sushi grade. Itu grade yang paling tinggi untuk ikan dimana artinya ikannya bener2 fresh. Expirednya juga sangat pendek. Di lidah juga beda sekali kalau ikannya bener2 fresh, rasanya manis.
seperti Menik. awalnya kuatir, gak mau coba. Sekarang malah demen makan sushi.
enak thooo. koyok sliliten krupuk.
Hah?? imut?gak salah neh? uhuyyyyy … tersanjung nehh.Itu foto barusan aja, bulan ini lho. Dipotret ama suamiku pas aku lagi gawe.
Bowlehhhhhhh….Iya, musti sering2 praktek biar gak lupa. Nah itu yang aku demen, ada yang suka rela ngabisin. Ada temennya nggragas. hahahahaha…Semacam sushi ki opo? Pecel?
Aku yo seneng loro lorone Len. Kamusku untuk makanan hanya ada enak dan enak sekali. Hahahahahaha….nggragas.Lho di FB kan juga banyak foto2ku Len. Bwhehehehe…selama ini bayanganmu tentangku piye? Meneng? Jaim? Putri?*ngikik*
O jelas itu.kadang sama bosku disuruh bikin roll sendiri sesuai seleraku. Aku ngeroll yang gak ada di menu. Kan katanya sesuka hati kan. Terkadang juga dikasih dari sisa sushi yang gak laku dari hari sebelumnya. Sampek mblengerrrrrr.Asik kok kerjanya. Udah lama aku pengen kerja yang gak usah duduk di belakang meja. Di dapur umpamanya. Iseng2 nanya, eh gak sangka ditanggapin. Yo seneng. Alhamdulillah. Kerjaan di dapur sepertinya seru. Banyak sekali lowongan kerjaan dapur yang part time. Biasanya yang ngelamar anak2 mahasiswa.
ho oh. aku demen juga yang ada telor ikannya, kriyes kriyesss slruppppp…
hihihihi ….iya ya ngegantung. tahuuuuu aja deh dikau ini. habis minum jamu trawangan yooo.ini bakalan panjang mbak’e. judulnya tak tambahin nomer kalau gitu.
hahahahaha ….set dah…kenapa ya aku kok pasang foto, padahal biasanya gak pernah. *bertanya pada rumput yang berjoget*
nek kuwi ra diemplok kang.
nah lhooo …pencitraan.
Di sini prim and proper yah. hahahahaha …jaim jaimmm.
Gimana mau percaya wong belum pernah ketemu.
hahahaha …badak ra nduwe tanduk yo. Sing tanduk ki nek mangan jik luwe, dadine tanduk :)))
Iya, gak pilih pilih. Apa yang ada disabet.
Bolehhhh …
Bolehhhh.
Kenapa kenapa kenapa?? Bedanya dimana?*kedip kedip kelilipen sambil megal megol depan kaca*Heheheheh…aku juga doyan dua duanya. Ya lemper ya sushi. Eh sushi itu ragamnya banyak sekali lho Sum. Mau diisi apa aja, variasinya banyak. Pake nasi merah, nasi ijo, nasi ungu bahkan pake udon juga bisa dan masih bagian dari sushi. Aku ada beberapa buku tentang sushi dan salah satunya berjudul “The Encyclopedia of sushi roll”Yang aku liat di buku itu, isian sushi banyak sekali jenisnya termasuk keju, sosis, bahkan nasi goreng ada versi sushinya. Arem arem belum pernah bikin. Semar mendem bungkusnya pucet, kalau lemper bungkusnya kontras, menurutku lebih cakep lemper ketimbang semar mendem. Lain cerita kalau dadarnya diwarnain.
Bisa diemplok pula, kalau daun pisang gak bisa diemplok, kecuali kalau emang niat nggramusi daun pisang. Heheheh…
Bukan Tin.Foto yang sebelah kiri yang latar belakangnya putih adalah sushicado roll, isinya raw salmon dan alpukat.Foto yang sebelah kanan yang pake piring hitam adalah bagel roll, isinya cream cheese, smoke salmon dan alpokat.Kalau california roll versi warungku, isinya imitation crab, alpukat dan mentimun. Aku gak tau kalau warung warung lain apa isinya juga begitu. Kalau di warungku hampir semua sushi ada alpukatnya. Dan aku gak mau makan california roll soalnya imitatiion crabnya mengandung mirin. Lagian baunya imitation crab kenceng banget, kayak pipisnya orang. Kecuali kalau california crabnya menggunakan snow crab baru aku mau.
Seragamnya ya dibalikin ke si K. Aku gak pernah bawa pulang seragam. Selesai tugas, ya ditinggal di supermarket.
Si K pengen punya usaha sendiri. Yang di supermarket itu kan franchise.
Iya, hebat si K mau transfer ilmunya.
o ndak buka cabang. ben mandiri dewe, ra melu uwong.
nggowo lemper ae timbang ndlongop.
ooh ditambah ketan toh….hahaha, karo Ratih ora diajari ngono jhe… iki arek2 doyan nemen karo sushi, tak akali nggawe dhewe ben mur-mer, pokok onok salmon! diajari nggawe telur ikan imitasi nggak??piye yo cara menikmati wasabi?? bumbu aneh yang menggigit sampai terasa ke hidung
buka warung sushi sesegera mungkin Mbak..nanti saya yang menggantikan posisi Mbak Evi ^_____^v
waktu itu kalo gak salah digoreng, cuma ada telurnya juga , trus ak makannya langsung nenggak teh boto..kirain udah beres saja. Sesampai di rumah, kok berasa ada yang ganjel gitu, ternyata satu telur ikan itu..ak lg di kamar, baru siap2 mau mandi, iseng ak gigit itu telur di mulut..langsung dahhh..rasanya gak karuan.
Wadohh… kalau emang gak suka, kenapa dimakan siiih?
banget traumanya…..cuman satu nyempil di gigi..trus ak ceklus…langsung mualll..amissssss..hoekkkk
Kayak orang trauma ya ini? Kasihan.
aku makan sushi yg mentah cuma pernah sekalingeri soalnyakalo makan sushi suka pake soyu sama gari ajaga suka rasanya wasabi
blom pernah nyobain masakan jepang, termasuk sushi… gak berani coba.. biasanya sih klo mau coba makanan baru, aku ikut barengan temen, jadi temen yg beli, aku ikut nyicip.. :p
gak lagi-lagi…gak lagi-lagi…itu telur nyelip di gigi..
wooo…pantes itu poto sushinya rapi sekali, udah pernah jadi asisten sushi chef selama setahun :)mb Evia itu potonya tahun berapa ? imut sekaliiiiii….
mau nyicip sushi bikinan mbakyuuuu ;D!Supaya gak lupa, harus sering dipraktikin mbak. Aku mau mbantu njenengan lho! Terutama klo membutuhkan orang untuk menghabiskan makanan. wkwkkw…..Mbiyen pernah bikin macam sushi, tapi gagal TT___TT#jadi ikutan excited. Menarik tuh, nyobain pengalaman baru ^^
Aku suka sushi, tapi lebih suka lemper, eh….tapi kalau dikasih/dibuat’ub sushi, nggak nolak, mbak.Mbak…..baru kali ini, aku ngeliat fotonya mbak Evia, nggak spt yang aku bayangkan…..
Mbak, selama ngasisten, dapat jatah sushi gratis juga nggak? Asyik nggak kerja di situ?
aku suka sushiiiiiiapalagi yang ada telur ikannya, mak krinyes gitu bunyinya pas dikunyah hahahahaaa*lirik bulik kriwil*
kog ceritanya kayak masih ngegantung gitu yoh?ga ada terusannya beneran nih???*penasaran*
lah tumbennnnn narsis :))))
aku juga pernah suka sama susinama lengkapnya susianti..haha :))
Pada bahas lemper jd kepingin, ke pasar dulu ahh beli lemper.. Mbk evi beda banget sm yg di skype, hihi
Tuh kan bener kelihatan beda!
aku yo ra pcoyo iku mbak evi…. ta pikir wong liyo
Wakakakak.. sunguku gak metu tapi tanduk badakke melok2 hahaha
Begitulah enaknya kerja di sana ya mb, yg penting asal mau langsung dpt kerja deh
Wah ntar kemari mampir dirumah daku demo biking sushi yah..he.he.he.
mau donk nyobain sushi buatan mba ev
Mbak Evi keliatan beda di foto ituuu…. Sushi aku suka, lemper juga doyan, dasarnya doyan makan…ha…ha..ha. Aku selalu bikin sendiri, mbak dan gak pake gulungan khususnya yang kayak tiker kecil itu. Isinya juga bukan ikan, tapi sosis dan keju. Anak-anak doyannya itu. Kadang sosis diganti udang. Jadi bukan sushi murni sih itu, tapi sushi semau gue…ha…ha. Bikin arem-arem pernah gak, mbak? Aku lebih doyan arem-arem dibanding lemper yang rasanya cenderung manis. Kalau lemper cantik kan udah ada tuh semar mendem, lebih cantik kan pake bungkus telur dadar dibanding kulit pisang dan kulitnya juga emplokable seperti si sushi shushanthi.
Oiya salah, he he he…Tapi itu dia, bungkusnya aja susah, rumput laut, bukan daun pisang.
itu diatas californian sushi ya.. pake alpukat?
seragamnya masih disimpen tuh?
kenapa ga diterusin usahanya disana sih mbak? kan lumayan udah ada pelanggannya si K..
Hebatnya si K ngajarin mbak evi bikin sushi, “̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ “̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ “̮
loh, hijrahe ga buka cabang tapi pindah mbak?
hihihihi …udah banyak kok resto sushi yang halal di Indonesia.
wooow keren. ke Indonesia buka resto sushi yg halal mb. hehe
kwkwkwkwkwkwk …. iyooooo aku mudeng.dari kata dasar kepel kan. ngono ae ngetokno sungute rek.
Ngeppel bukkk alamak mengupar
lemper ki diemplok, bukan dipel opomaneh disapu. 😛
masalah beda selera aja, bukan perkara ndeso.
Ganti ngepel lemper ae bukk.. Enak hehehe
Kan ilatku ndeso..hohoho
Podo enake sih nek jareku.
Sebetulnya itu sushi juga, cuma bentuknya beda. Bungkusnya sushi emplokable sedangkan bungkusnya lemper gak emplokable kecuali kalau memang mau. 🙂
gak usah pake plastik. trus lempernya gak usah dikukus.Aku pernah bikin lemper yang tanpa dikukus. Tapi kudu habis hari itu juga biar gak basi. Pake daun pisang yang masih muda. Duh jadi pengen bikin lemper deh. Trus ngedandanin seseksi mungkin. Bisa gak ya?
bukannnnn, tonggone KSB.
hehehehe…*sodorin kocomoto jaran*
Enakan lemper timbang Sushi
ada juga lemper ala jepang, namanya onigiri, suka dibawain juga ama pak bos
Dulu waktu masih rame2nya grup SLF (Still Life Food) Photography di MP, banyak ide beterbangan di antaranya bagaimana mengemas makanan Indonesia menjadi cakep dan menggugah selera. Sempet kepikiran untuk bikin pecel dengan tampilan sushi, toh bahan dasarnya mirip. Guyuran kuahnya doang yang berbeda dan sayurnya direbus kalau pecel sedangkan sayur di sushi mentah.Lemper juga bisa dikemas seksi menggiurkan. Aku sering coba2 dandanin makanan, tapiiiii bikinnya yang ribet kadang bikin males kalau akhirnya gak ada yang makan.
TOSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
@mas luq : lha justru karena daun pisangnya itu yg bikin wangiHanya mungkin harus lebih cantik dan rapi ya tampilannyaDaun pisang yg seger, jadi gak layu amat saat di kukusBungkusnya juga yg rapi, pas disajikan tambahin bungkus plastik luarnyaAh saya pokoknya tetep lebih milih lemper dibanding sushi 😀
mbak….ntar tak ajak makan sushi murah disinii…ak ndlongop ae, soale ora doyannnnnnnnnn
*ucek2 mata* itu mba evi?
Eh Man, sushi bukan dibungkus kulit ikan tapi rumput laut yang diolah menjadi lembaran setipis kertas.
mungkin ikannya gak seger. Kalau seger, rasanya manis.
ya kan biar cantik penampilannya mah. Kalau cantik, motretnya juga asoy dan sekaligus bisa menggugah selera.
qiqiqiqi…be’e K nekad kudungan…:D
K kuwi lanang yooo.
Rata rata itu berarti kebanyakan ya?itu dilihat dari kacamata mana mah?Artis2 itu bukan representasi dari jumlah rakyat Indonesia yang 259juta (data sensus tahun 2010, sumber: http://nasional.kompas.com/read/2011/09/19/10594911/Jumlah.Penduduk.Indonesia.259.Juta)
Sushi enak juga kok apalagi pake wasabi. Cuma yang bikin ngenes ya itu, kita punya lemper juga lontong, isinya pun daging dengan beragam sayur yang mantap, cuma lagi-lagi karena kemasan daun pisang dan direbus sampe layu, akhirnya faktor kemasan juga yang bikin produk kita kalah sama sushi yang dibungkus kulit ikan. Intinya pada kemasan, gimana mengemas sesuatu dengan baik dan marketingnya. Padahal jujur kalo dipikir-pikir rasanya ya gitu-gitu aja, tapi hebatnya Jepang ya makanannya mendunia sama seperti produk-produk elektroniknya. Indonesia selalu dianggap kampung dan selera rendahan. Ayo sama-sama mikir kemasan!
gampang sebetulnya, asal ngerti trik dan bahan2nya.
*langsung megal megol*
kenapa yah?kalau disuruh milih, aku mending milih lemper. Bikinnya susah mana ketannya lengket pulak.Tapi lemper kalau dikemas seperti sushi, keren pasti.
aku dulu pas hamil Sheva diajak makan sashimi sama bosku, waktu makannya sih enak-enak saja, 30 menit kemudian sukses muntah-muntah..
lah, mba ev, nek ngono ngapain repot2 gulung2?mending lemper dah ah…
Kuwi lak tonggomu cak.
iku potomu opo K, mbak?….
Enggak tutup, cuma ganti personil.
“Indonesia ada lemper tapi kenapa nggak sefenomenal sushi ya?”krn rata2 orang kita suka yg berbau impor *liatin foto2 artis skrg yg rata2 berwajah indo
@mas luqman : ya, orang Indo gengsian sihBerasa klo makan ala LN itu keren :-D*saya sih ndeso, gak gitu demen sushi…*
Fotonya bagus mbak Ev, jd skrng sdh canggih bikin sushi nih, bikinin dong..hehehe..*ngarep.com*
sushi rasa Indonesia. Nasi dikasih sayur trus dikecruti bumbu pecel lantas digulung. Podo ae kan.
Belum dicoba. Ntar kalau dah dicoba baru bisa tahu gimana rasanya.
Ituuuu poto yg bawahAih cantik sekaliiiii
Sushi sepotong harganya mahal, di Indonesia ada lemper tapi kenapa nggak sefenomenal sushi ya?
Susiii..Suusiiiiiiii
Enggak tutup tapi ganti personil. Biar gulungnya padet, berasnya dicampur ketan trus diguyur rice vinegar. Emang ada beras khusus buat sushi, tapi mahal. Aku biasanya kalau bikin sendiri pake beras campur ketan. Komposisinya 1:4 (ketan : beras)
Wah restonya tutup ya, mbakJadi sekarang mb evia dah ahli dong ya buat sushi sendiri
masalahe kaya teriyaki wae, ada rasa yg aneh dilidahku mba. makane aku males mulai nyicip. :))apalagi ga ada yg jual dimari
Jajal sing matengan disik mah. Enak kok. Koyok mangan sego lawuh iwak goreng.
Sama kek mahdep, dan mulai nyicipnya malas
jadi berpisah dong sama K, restonya tutup mba?aku suka sushi, emang enakan bikin sendiri, cuma nggulungnya ngga bisa padetakhirnya beli, disini yg standar masih 15rb isi 4 sushi
aku blm pernah makan sushi. *bertanya2, doyan ga yo? :))