Bos saya – si K – masih muda. Usianya belum juga mencapai 30 tahun pada saat saya bekerja di sana (tahun 2007 / 2008). Meskipun masih muda K telah melalui liku liku hidup yang begitu pelik dan K datang di Amerika sebagai pengungsi di awal usia 20’an.
Sebagai mahasiswa energik, K aktif menyuarakan protesnya menuntut perbaikan sistem pendidikan di negerinya kepada pemerintah setempat – negara dimana si K berasal. Sayangnya K berhadapan dengan pemerintah yang represif sehingga K dan kawan kawannya diburu pemerintah. Mereka kocar kacir dan bersembunyi dari satu tempat ke tempat lain. Banyak dari kawannya tak diketahui nasibnya. Si K sendiri selamat sampai menyeberang ke negara tetangga. Selama tiga tahun si K terlunta lunta di negara tetangga menjadi pengungsi. Hingga akhirnya sebuah badan dunia mengambil alih permasalahan pengungsi di negara tersebut. Para pengungsi – termasuk si K – diminta memilih satu dari tiga negara yang bersedia menerima para pengungsi sebagai tempat tinggal, Swiss, Amerika Serikat atau Kanada.
Dengan berbagai pertimbangan, si K memilih Amerika Serikat. Mulailah hari demi hari dilaluinya dengan segenap perjuangan. Tahun demi tahun berlalu, bekerja keras membanting tulang dengan identitas yang sama sekali berubah di negeri asing jauh dari sanak keluarga. Perubahan identitas ini bukannya tanpa sebab tetapi untuk melindungi dirinya dan sanak keluarganya di kampung halaman dari pelacakan sang tirani.
Rindu keluarga? Tentu saja. Namun kerinduan itu terpaksa harus ditenggelamkannya di sudut hatinya tanpa pernah tahu kapan bisa bertemu lagi. Hingga pada saatnya si K berhasil hidup layak – layak menurut ukurannya. Sebelum mengelola franchise sushi di tempat saya bekerja sebagai asistennya, si K bekerja di pabrik mobil di salah satu negara bagian. Karena pabrik mobil tersebut tutup, si K menganggur dan mendapat tunjangan pengangguran selama beberapa saat. Karena si K pada dasarnya pekerja keras dan gak suka menganggur segala kegiatan dilakukannya termasuk belajar membuat sushi sementara tunjangan pengangguran masih diterimanya.
Kerinduan untuk mengunjungi kampung halaman dan sanak saudaranya yang selama ini hanya teronggok di sudut hatinya, kini si K berusaha mewujudkannya. Sayangnya karena negerinya masih juga dicengkeram tirani yang sama, si K tidak bisa mengunjungi sanak saudaranya dengan terang terangan dan cara legal. Setiap kali berkunjung ke negaranya selalu dilakukan di malam hari dengan cara mengendap endap dan melakukan perjalanan dari negeri tetangga yang relatif lebih aman.
Risikonya sangat tinggi karena bila sampai tertangkap habislah dia. Amerika sebagai negara barunya tidak bisa melindunginya karena si K masuk ke negara asing tanpa kulonuwun dan ini melanggar aturan. Untuk kulonuwun alias mengajukan visa tidak mungkin dilakukan, karena salah satu persyaratannya adalah menunjukkan sertifikat lahir. Dari sertifikat lahir ini akan ketahuan negeri asal si K. Serba salah memang. Jalan satu satunya saat ini gak lain ya mengendap endap seperti itu untuk bertemu keluarganya.
Hidup memang penuh warna ya Sar, seperti pelangi yang justru bikin hidup terasa indah bila bisa melaluinya. *nglindur*
Sedih, kalo saya membuka mata, banyak kisah yang mengharukan. Jauh lebih mengharukan drpd nasib saya sendiri. Nampak seperti drama. Tapi, itulah hidup. Terdiri dari rangkuman drama. Sar, ngomong apa sih? *nenggak obat*
semangatnya K, ck ck ck …..
Burma iku buruk muka buguyu
Yowes paham aku saiki burma ceddak amerika, lek petae digelar tekan burma lek nganan nang amrik lek ngiri yo ancen uwadoh, yayayay paham.
Myanmar itu pemerintah militernya gawats,.,,
hihihihih …ngekek dadakno.
Wkwkwk
disambi ngemil camilan. qiqiqiqiqiqqi….
Hahahaha.. Burmil le masak burjo karo ndremimil..
Lha rak tenan tho. Sing dodol burjo si burmil = buruh hamil.
Ora piye piye.
qiqiqiqiqiqiqi ….enak endi diikuti fotografernya NG atau nginthili fotografernya NG? Atau malah jadi fotografernya NG? qeqeqeqeqe…..
Moes. Burma kuwi sebelahe burjo.. Bubur kacang ijo. Enak tenan *mulai OOT ;P
Waduh.. piye kie..
kecuali diikutin oleh potograpernya NG ya mbak …hihihi
Burma itu sebelahnya Burmi.
Burma itu deket amerika ya? *harap dimaklumi geografinya buruk
Lha kalau peringkat teliti emang Shanti udah dari dulu kan. Aku perhatiin sering ngebantuin komen ini itu, trus kalau nanya, baca komen2 yang sebelumnya biar gak diulang ulang. Hihihihih…Shanti tipe pembaca yang demen metani komen. Sebetulnya foto yang ngegelesot di trotoar itu, akting doang. Mobilnya udah lewat baru ngacungin jempol.Tapi kami berdua memang pernah hitchhike waktu keliling Amerika tahun 2009 itu, dan tentunya gak sempet difoto. Kepikiran aja enggak.
peringkat teliti membaca isi postingan ….huehehehelha biasanya aku baca runut lho, cuma cerita awal mula tentang sushi ini udah lewat bbrp waktu, agak lupa detilnyadan tadi ke previous entry malah baru baca tentang love journeykeren banget liat Menik manggul ransel guede, dan nggelesot di trotoar nyari tumpangan :)top mbak ….traveller tenanan, ora karbitan 😀
Seratusssss.*langsung lulus, naik peringkat berikutnya*Peringkat opo? Peringkat OOT. hahahahah ….
abis ini Shanti nemenin Bram bobok *bapaknya Bram maksudnya**nyengir*
dari Burmaaaaaa…..bener kan ?yg mb Evia kirain dari Indonesia karena wajahnya asia gitu 🙂
yes, tuduhannya bener kok mbakskrg ngempi lagi wong Bram udah tidur malam :))
Kalau udah, kasih tahu jawabannya.Dan kalau salah musti ngulang dari awal.ini baca blog atau lagi ujian ya? *nyengir*
*balik lagi baca yg sebelum2nya*
centilnya. Bathuk’e nongnong. *saingan ama Arni*Bibirnya kayak Brigitta, cemipok.
manis *kalau ditaburi gula*hehehehehe…
o iya ya…*jadi lupa gini*nggggg ….. bukannya dari dulu suka lupa. hihihihihi….Nama kotanya Dave? Atau nama orangnya?Kotanya Two Harbour? Di sana banyak industri soalnya.
ponakanku mbakkkk kuwi nganggo cengdem duweku
lha duluth sing cedhak danau guede kan nggone mb ev tohhhh
K itu cakep nggak, mba?*kok malah itu yg ditanya
zzzzzzzzzzzzz………ucek2 moto, HSnya cah cilik lucu. Sopo kuwi? ya ampun centilnya nggo kocomoto cengdem.
Ada dua Duluth di ngAmrik. Duluth di Minnesota dan Duluth di Georgia. Kuwi Duluth sing endi? Aku nganti ubek ubek internet ki. Penasaran.Tikete, ngeteng mbokk, numpak kapal cargo. hihihihihii….tekane iso2 2 wulan ngkas.
turu sik mbakkkk
bukan di duluthnya sih mb, tapi tanggane xixiixx aku kog lupa nama daerahnya, tapi dia bilang deket duluth, namanya dave, itu temen lama bangettttt sampe waktu dia mau merit minta aku kesana, tapi cuma disediain kamar buat nginep doang, lha tikete sapa yang mbayarin mbok ya hahahaha
Pabrik abab. hihihihihi….
Mbok sampean bikin pabrik n dodolan juga mBakk…au tak ngawula sampean wae wiss…:)
oo .. ada filmnya tho.Belum ngeliat filmnya, aku selalu trenyuh membaca ceritanya Aung San Suu Kyi, gak bisa kemana mana. Even ketemu suaminya aja gak bisa. Filmnya belum terlalu lama ya. Pengen nonton. Yang jadi pemerannya si Michele Yeoh.
Iya, kaya’nya dulu beneran tertutup, kalaupun bisa masuk, pengawasannya pasti ketet, dan seperti K begitu, begitu masuk, bakal langsung dicurigai’in atau malah langsung di penjara. Aku sih tahunya dari nonton film ‘The Lady”
ah iya, sejarahnya memang menarik, banyak peninggalan2 yang bisa ditarik pelajaran darinya, tapi ngeri aja ke sananya. Ngeri ama ranjau2nya.
Mudah2an begitu. Kalau dari penjelasan si K, meskipun disorot dunia, pemerintahnya mana perduli. Itu dulu.
Mungkin sekarang lebih stabil, ya, mbak. Karena semakin disorot ama dunia, juga pada saat Pemilihan yang terakhir, diakui akan kemenangan partainya Aung San Suu Kyi
Nature, juga historynya yang kaya dengan “wat”nya. Cuma, tiket ke sananya juga penginapan-penginapannya bener mahal, mbak.
Sampe sekarang masih gak stabil ya negaranya. Oo…Helene pengen ke sana ya? Kira2 apanya yang menarik Helene?
Amiin. Udah hampir setahun gak pernah denger kabarnya nih. Mudah2an dia baik baik saja.
Tunggu di pengkolan pasar Entho yooooo, mesisan kopdar di sana.
Buronan politik. Mesakke.
Lupa je di pabrk mana. Indiana atau mana gitu. Eh temennya mbak Arie ada yang pernah di Duluth? Sopo? Kali aja kenal. Seingatku di Duluth gak ada pabrik mobil, entah kalau yang deket2 Duluth.
pagi jugaaaaaaaaaaaa *nyengir*
mrene ming golek turu.*tarik bantale*
kenopo hmmmm …seperti ada yang dipikirkan neh.
Gak begadang sih, udah didraft sebelumnya di TextEdit, tinggal copas aja dari sana. Mudah2an K bisa berkunjung, soalnya gak pernah dengar lagi kabarnya setahun belakangan ini.
Coba tebak dari mana hayooo ?*iki gimana ya, ditanya malah nanya balik*.
Berarti Bram lagi bobok siang. hihihihihi ….*nuduh*
Kalau ngebaca dari awal serial ini, Shanti ngeh darimana si K. Iya masih ketemu keluarganya, tapi ya gitu, dengan cara slinthutan dan hati deg deg’an.
tak tinggal turu *melet*
komen dewe, dibales dewe ….woooo …. ancen tenan ki galaune tingkat dewa dewi 😛
nek setahun sepisan, galaune tingkat dewi?
hahahahaha … balas dendam.
nek gak moco, langsung dikomenin opone sing dikomenin rek?
Sedih….baca nasib si K. Ngebayang’in ketika militer menguasai negaranya, negara yang indah, dan aku yakin, orang-orangnyapun ramah. Burma, salah satu negara yang kami pingin datang’in, mbak Evia, tapi ngeri buat ke sananya, dengan politik mereka yang belum stabil.
waduh perjuangan banget hidupnya Ksemoga semua urusan dia dilancarkan
*menanti sambungannya*
Hmmm buron
pabrik mobil mana dulu K kerja mba?daimler chrysler? dulu kan tutup yang di deket rumah mb ev itu toh? soale temenku kerja disana hihihhhh
pagiiii…. 😀
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
wahh si K baik, aktivis, pekerja keras……hemmmm
walah bagadang nih nulisnya..tapi eh birma sekarang sudah ga tirani lagi kan? pasti K bisa pulang..
Wah kasian jg ya, negara mana sih asal si K mbak?
di sini yg orang kantoran pada makan siang mbak :)yg ibuk2 ngenet, mumpung anaknya tidur siang …hihihi
jadi penasaran darimana asalnya Kgimanapun juga sukses di negeri orang, tetep masih teringat akar yg harus ditinggalkan dengan paksa karena keadaan ya mbak ?tapi tetep masih bisa ketemu keluarganya kan ? meskipun harus dengan mindik-mindik ?
huuu kumat…pulang ah, dicuekin..
salah sendiri kerja jauh-jauh…
pulang 3 bulan sekali aja udah bikin galau tingkat dewa…
habis komeng langsung turu ah…
besok lagi gausah baca dah langsung komeng
jiah…masih menyimak dah dikomenin..
Rawins nggeber kaos MP, gak kesel po yo 😛 😛
Ciluk baaaaaa … Ada yang ngintip *towel towel Rawins*
Celingak celinguk. Tinggal turu ae.
Bangun tengah malam kelaparan. Mau bobok lagi nanggung, ngernet dulu bentar. Sepi yaaa.
Turu sikkkkk.