Dewan maksudnya adalah DPR.
Ya gitu deh, mental orang orang DPR mental menak. Yang mestinya melayani rakyat karena judulnya wakil rakyat tho, dan bisa memberi contoh yang baik eh malah menthengkelek gak karuan, memang minta dipithes.
Ceritanya, suatu hari ada salah satu anggota DPR (daerah) menginap di sebuah hotel berbintang empat di Surabaya. Hotel tersebut merupakan hotel non smoking pertama di Surabaya. Peraturan dilarang merokok bertebaran di seantero hotel dan pada saat check in peraturan tersebut disodorkan ke tamu untuk ditanda tangan yang artinya si tamu tahu bahwa enggak boleh merokok di areal hotel lengkap dengan sanksi bila melanggarnya. Bila ingin merokok telah disediakan tempatnya oleh pihak hotel. Yang melanggar, sesuai Perda yang berlaku akan dikenakan denda. Wah topppp banget General Managernya. Berani membuat peraturan dengan sanksi tegas bagi yang melanggarnya. hotel tersebut.
Tentunya si anggota DPR tersebut sebagaimana tamu tamu yang lain mengetahui aturan tersebut pada saat check in. Tapi emang mental kebanyakan orang DPR yang ndableg, ngerokok seenaknya. Ketahuan dong karena ada sensor asap. Singkat cerita si bapak DPR ini ditegur untuk mematikan rokoknya plus bayar denda. Tahu apa coba jawabannya? “Saya orang Dewan”
Yang menegur juga kalem menjawab “iya saya tahu bapak orang Dewan” (sambil menyodorkan berkas yang ditanda tangani si bapak Dewan waktu check in). “Kalau menurut Perda Kota Surabaya nomer 5 tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok bab IX pasal 11, dendanya 50juta pak, ini masih baik lho pak karena bapak hanya didenda 1juta”, lanjut yang menegur.
Hishhhh… kuapokmu kapan.
Eyel eyelan terjadi dengan alot dan pada akhirnya bagaimanapun juga si orang dewan ini kalah argumen. Wong sudah tanda tangan dan tahu akibatnya kalau merokok. Udah salah masih juga ngeyel. Ya akhirnya bayar denda, tentu sambil bersungut sungut.
Orang dewan ini bukan orang pertama karena ada lagi Polisi berpangkat tinggi yang mengandalkan “aku Polisi”. So whattttttt gitu pak??
Dan lagi lagi, argumen pak Polisi ini lemah karena sudah tahu kalau ngerokok di hotel tersebut ada sanksinya.
Yang miris ada satu cerita.
Seorang perempuan tuna susila yang sedang digunakan jasanya oleh seseorang. Seseorang tersebut meninggalkan hotel terlebih dahulu dan sang perempuan masih di hotel. Selang beberapa lama, sang perempuan ini ngerokok di dalam kamar. Ketahuan. Karena yang menggunakan jasa si perempuan ini sudah check out, tentunya si perempuan ini harus bayar denda.
Kebingungan karena gak ada uang, akhirnya si perempuan ini menyerahkan hapenya untuk jaminan, sementar itu si perempuan mencari uang.
Nama hotel tersebut adalah Surabaya Plaza Hotel yang berlokasi di Jalan Pemuda, berdekatan dengan Delta Plaza. General Managernya bernama Yusak Anshori. Tentunya beliau tidak merokok dong. Di situs hotel tersebut juga ada klaim bahwa hotel tersebut adalah hotel non smoking yang pertama di Surabaya. Toppp deh.
Awalnya peraturan ini banyak yang menentang dan okupansi hotel menurun tajam. Seperti yang saya baca di situs media ini:Surabaya Kita Januari 3, 2011
Tapi General Managernya bersikukuh jalan terus. Karena sebelum memberlakukan aturan ini sudah dilakukan survey terlebih dahulu dan hasilnya 76.4% mendukung kebijakan hotel bebas asap rokok.
Alhamdulillah tahun 2012 ini sudah memasuki tahun ketiga peraturan ini dijalankan dan okupansinya kembali normal 80%.
coz ada sich yg baik bagi2 honor-nya hehe….
suipppp markosipppp!!
ntar aku mau bikin resto, yang merokok denda 5 juta deh
Hotel ini aja telah mengumpulkan 165juta sampe Januari 2011. Berarti sudah 165 orang yang didenda. Padahal baru 2 tahun tuh, dan baru satu hotel.
ya jelas bisa wong yang milih juga kemplo.
karena sebelum memberlakukan aturan tersebut, sudah disurvey duluan kan. Dan hasilnya memang sebagian besar setuju dengan pemberlakuan aturan dilarang merokok.
posooooo *mingkem*
SALUT sama hotel yang tegas seperti ini. seandainya semua otoritas fasilitas umum memberlakukan aturan seperti ini beserta sanksinya… 1 juta jek! :))
Kalo saya jadi pak Yusak, udah tinggal tulang-taleng ngadepin pejabat semprul, yang bisanya seenak udele dhewek, kok bisa sih jadi anggota dewan.
waaahh hebat bisa konsisten menegakkan aturan kek gitu, walau butuh 3 tahun utk bisa kembali on track, tapi yakin, begitu org2 makin yakin dan percaya, tingkat okupansinya akan makin tinggi
hayah…wes ah malah ngrasani tonggo 🙂
anggota setan. huahahahahaha…
trus opo dong,..?
Cuma kadang Ded?Bukannya selalu.
wah…..keren & hebat. Memang perlu digituin tuh anggota dewan. Kami2 yg terlibat “melayani” mereka scr langsung jg kdg direpotkan oleh prilaku mereka. Daku usulin jd Sekjen DPR RI jg neh pak Yusak Anshori hehe…
lebih enak lesehan malahan ya, gelar tiker atau sleeping bag.tahun 2008 peraturan dilarang merokok di hotel itu belum mulai, baru ada tahun 2009.
Ya gak usah milih orang orang kayak gitu.
eman eman nek emping jet. Rengginang Meduro ae jos gandos.
masih terlalu bagus jadi anggota hewan.
Wah nek iku gak iso dibadhog dewe, kudu rame rame.
Hahahahahaha…Pengkolan Taman Bungkul 😛
Pernah nginap di sini tahun 2008. Baru pertama kali masuk hotel modern, jadi berasa katrok. Buat b.a.b. susah dan gak nyaman karena terlalu modern.Salut buat peraturan rokoknya.
paling sebel liat pejabat yg sok dewa… harus segera dijatuhkan kembali seperti rakyat jelata -__-
Digawakno emping jet mbakyu nek ketemu pak Yusak… :p
pantesan aku suka kangelan kalo mau nuliskepleset terus jadi anggota hewan :))
Ndang diajak mkn nasgor jancuk sekalian ketemuan pak Yusak, Tah
Xixixxiixixix…Saling enteni yo ndek pengkolan 😀
hasyemmmm :(aku ngenteni skripsimu ae. *menghitung hari*
Hehehe…Sabtu aku jadi ke Jakarta, mbak :)Tak tunggu laporan sampeyan ae yo 🙂
Hihihihihi… lagi dicariin jadwal.Tertarik Tah?Jadi inget pak Dukut.
Salut sama peraturan di hotel ini.Mudahan semua hotel bintang empat dan bintangdi bawahnya bisa menerapkan hal serupa.Pelan-pelan, untuk membuat hunian di Surabaya kain nyaman.Mbak nggak ada rencana main ke hotel? Ngobrol2 dengan Pak Yusak? 😀
Wah hebat ya, menang award.
Betul sekali SumPemimpin yang top markotop.
Amiin.
Siapa ya yang milih orang dewan kayak gitu. Saya sih enggak, golput forever.
Keliatan gobloknya kan. Ngeles yang gak mutu.
boleh boleh aja kalau mau NYANTE *melet*
ancen njaluk dibalang wungkal mah.
Semoga semakin banyak orang orang seperti pak Yusak ini. Amiin.
Kalau mengikuti aturan Perda Surabaya nomer 5 tahun 2008, maksimum denda 50 juta.Wong bayar sejuta aja adu otot dulu, apalagi 10juta. Weleh welehh….
Surabaya Plaza Hotel ini kan menang award green hotelhebat ya, ada ketentuan spti itupara pejabat ini memang suka semena2 pake jabatannya
Langkah yang berani dan patut dicontoh nih.
wah keren, perlu banyak orang seperti pak yushak
Anggota dewan tingkah laku kayak setan.Masuk kerja se-enaknya.Tingkah laku se-enaknya!Tapi kalo perkara duit?Jangan ditanya!
wuih ….keren buanget mbak ….kudu tegas gitu yawong udah jelas ada surat pernyataan aja masih ngeles ketika didenda, apalagi kalau gak ada pernyataan tertulis 🙂
eh, larangannya cuma merokok kan mba. berarti nek nyate dlm kamar boleh tho ya? *mringis
udah salah msh ngeyel, bawa2 pangkat pula, denda 10x lipat!
kapan ya daerah2 lain mencontoh kebijakan pak yusak yang oke banget ini??*benci asap rokok sekaligus perokoknya*
harusnya didenda 100 jt..
melu urun nendyang orang dewan.
Mudah2an dengan peraturan ini banyak orang semakin sadar untuk menghargai orang lain yang bukan perokok.
keren aturannyakeren pak Yusak-nyaga keren orang dewannya*gemess
Amiin.
ihhh. saluuuuuuttttt. ^^
Mudah2an banyak yg niru. Maksudku keberanian hotel itu menerapkan aturan plus sanksinya tanpa pandang bulu.
Dulunya Surabaya Plaza Hotel ini jaringannya Radisson juga sebelum berganti nama jadi Surabaya Plaza Hotel.
*mari keplok keplok*
buangetttttt. Top dah pak Yusak ini.
Wah Pak Yusak kuwi mantan bosku jaman di Radisson Jogja. Iya dia emang disiplin banget dan gak segan kontrol kerjaan anak buahnya. Kebiasaan dia yg aku inget, dia emang suka bersihin asbak di ruang publik hotel
Itu bukan monopoli nama Surabaya, tapi nama Jawa Tin.Bambang Priantono bukan arek Suroboyo tapi Malang.
Hebaaaatkeplok2
kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen…itu kalo diterapkan di semua tempat di Indonesia, gak mustahil Indonesia ini bisa bebas asap rokok…Peraturan adalah peraturan. Mau anggota dewan, mau jenderal polisi, mau OB, kalo ngelanggar peraturan ya denda LANJUTKEUN!! (^O^)/
nama surabaya kaya ihwan hermanto, bambang priyantono, sugiono..
Gak doyan sing manis manis? Lha madu mongso iku yok opo, pait tah :))))Amiin mugo2 iso mari lehe ngudud.
Sama sama neng.Iya, keren yah hotelnya, mengetrapkan aturan bebas asap rokok.
Cerita yang dewan, polisi dan perempuan tuna susila itu aku denger dari temenku.
Asli Surabaya maksudnya?Ngg….gak tahu juga ya. Emang nama Surabaya tuh kayak apa?
Bisa kalau kita mau berusaha.Di angkot di Surabaya aku beberapa kali menegur dengan halus penumpang yang ngerokok. Mereka langsung mematikan rokoknya dan aku bilang terima kasih.
Kita kan juragannya para anggota DPR gitu mentalnya minta diladeni ya. Jijik ngliatnya.
Aku gak doyan manis-manis. Gak po-po ngelu….engkok lek terbiasa ilang dhewe palingo 🙂
Amiin yo kang.
Bangettttt.Jadi pengen ketemu pak Yusak neh.
ngelu yo?nek ngemut permen sik nyut nyutan juga?
Iyo Len, aku tahu banget dirimu. Saluttttt.
Wuiiihhhh…kapan2 kalo ke sby wajib tuh buat nginep disonoh hhaha.Tengkiyuuuu mbak eviaa..
ini cerita dari situs online januari.. keren ceritanya..
Yoiiiii.Masih untung tho cuma didenda sejuta, bukan 50juta.Ancen DPR gemblung.
yusak anshori.. orang surabaya? mantap deh.. namanya ga nama surabaya ya..
andai semua tempat bisa seperti itu
Bangganya jg anggota dewan pdhl kita yg gaji tuh kan? hebatan kita pak, malu dooonk 😀
Semoga senantiasa dijauhkan dari rokok
Top markotop 😀
Itulah mental pejabat kita….:(Sebagai perokok, sangat menghargai mereka yang bukan perokok, bukan hanya karena takut didenda…..eh….tapi sekarang lagi berusaha berhenti merokok, mbake, tapi kok kepala jadi nyut-nyutan.
Lahhhh perda itu khan disahkan juga atas persetujuan dewan alias dprd ituh..