Saya banyak menemui bangunan bangunan tua yang terawat cantik dan anggun di Amerika. Beberapa masih tetap dengan fungsi awalnya seperti stasiun kereta tetap menjadi stasiun kereta. Tetapi ada juga yang berubah peruntukannya, dari pom bensin menjadi kedai es krim. Dari stasiun kereta api menjadi hotel.
Salah satu contohnya adalah sebuah stasiun kereta api *yang biasa bernama Union Station kalau di Amerika Serikat* yang berubah peruntukkannya menjadi hotel. Hotel yang dikelola oleh manajemen Hilton ini bernama “St. Louis Union Station – a Doubletree by Hilton”. Panjang be’eng namanya.
Bangunan tampak depan secara keseluruhan. Difoto siang hari.
Bangunan tampak depan difoto dari pintu masuk utama. Difoto malam hari.
Gedung ini mulai beroperasi sebagai stasiun kereta api tanggal 1 September 1894. Udah tua ya, umurnya 119 tahun. Tadinya cukup rame, dalam sehari sekitar 100ribu penumpang yang menggunakan jasa stasiun ini. Karena kalah saing dengan pesawat sehingga kereta api yang menggunakan stasiun ini menjadi hanya 3 kereta per hari, ditutuplah stasiun ini per tanggal 31 Oktober 1971 karena pihak pengelola gak sanggup merawatnya. Kemudian di bulan Agustus 1985 stasiun ini dibuka lagi setelah menghabiskan biaya renovasi sebesar 150juta dolar. Bukan berbentuk stasiun kereta api lagi melainkan hotel dengan jumlah kamar 539 lengkap dengan segala fasilitasnya. Informasi selengkapnya bisa dibaca di situs sejarah hotel St. Louis Union Station.
Gedung ini berstatus cagar budaya, karena itu diperlakukan dengan sangat hati hati selain karena usia tuanya. Misalnya pada saat membawa trolley, hanya petugas hotel *doorman* yang boleh mengoperasikannya. Saya yang terbiasa melakukan apa apa sendiri, pada saat akan check out dari hotel mau pinjam trolley, si doorman bilang : ibu telpon aja ke resepsionis, nanti kami akan bantu membawakan. Kalau ibu ingin pinjam trolley, nantinya tetap kami yang akan membawakan.
Contoh lain lagi, pada saat kami meminta kulkas dan microwave *peralatan standar sebuah hotel di Amerika Serikat, hotel ecek2pun sering menyediakan*, mereka hanya menyanggupi menyediakan kulkas tetapi tidak untuk microwave karena panasnya berpotensi merusak bangunan. Salut dengan kehati hatian mereka demi lestarinya si bangunan.
Di musim rame seperti bulan Juni – Juli barusan, sewa kamarnya tidak terlalu mahal kalau dibandingkan sewa kamar di Manhattan NYC. Rata rata sewa kamar di Manhattan hampir menyentuh $300, kalau dibayar pake point butuh 34ribu lebih. Sedangkan St. Louis Union Station hanya butuh 15ribu point atau $200.
Di musim sepi lebih murah lagi. Hotel hotel di kawasan Manhattan bisa ditebus dengan 20ribuan point ke bawah. Sedangkan St. Louis Union Station hanya 12ribuan point atau kalau dibayar duit sekitar $129.
Bagi pecinta bangunan tua dan memiliki sejarah, puas banget berada di sini. Saya beruntung karena memiliki kesempatan untuk menginap di salah satu kamarnya selama dua hari. *Terima kasih banyak mbok Sum yang telah merekomendasikan hotel ini.* Dua hari di sini rasanya masih belum puas karena ada beberapa spot di dalam ruangan yang belum sempat dipotret.
Insya Allah suatu saat akan mampir ke sini lagi dan renovasi bangunan sudah kelar. Mudah2an dapet kamar yang di depan yang masih murni kamar kuno karena kemaren kami nginepnya di kamar belakang yang berupa bangunan tambahan.
Bagian dalam hotel yang sempat saya foto.
okeh nengkene, bu…
stasiun bantul po cedak pasar satwa dadi warung makan keren
bagusan gitu daripada dibongkar sayang kan tinggalan londho…
Kasih daftar lengkapnya dong. Sopo ngerti iso mrono.
Masalahnya, bangunan2 itu boleh gak dipotret? Biasanya di Indonesia pada rewel kalau dipotret. Minta duitlah, gak bolehlah, blablabla…
Beda dengan pengalamanku di Amerika, motret sampe njengking sekalipun dijarno ae selama tidak mengganggu. Mereka malah suka karena promosi tempat secara tidak langsung.
bisa bobo nyenyak ya disini..
Ini ponakan lg demen jalan2 di kota tua…banyak bangunan tua tentunya..kalo wiken penuhhhh, tp lumayan lahh buat liburan…
Di Jakarta yo mbak?
Wah tentu keren keren yo.
Boleh motret gak? Banyak bangunan yang terawat gak?
iya di Jakarta…boleh motrett…banyak yang pake buat pre wed
Bayar gak mbak, kalau motret?
nggak tuh, mba.. kmaren ponakan lempeng saja ambil gambar… tp gak tau yah kalo utk kepentingan komersil..
cantik banget…. seneng ya Vi punya kesempatan nginep di tempat seperti ini
Kalau suka bangunan lama emang seneng mbak. Tapi kalau penakut, kuatir rada spooky. Padahal hotel ini jauh dari kesan spooky. Rapi, bersih dan anggun.
Maksudnya poin itu apa mbk evi?
Poin di kartu kredit.
Jadi kalau kita belanja pake kartu kredit dapet poin. 1 dolar dikasih 1 poin. Jadi kalau bayar pake kartu kredit sejumlah 100 dolar, kita dapet poin 100. Dan itu bisa dikumpulkan, enggak hangus.
Suamiku yang sering ke luar negeri, gampang banget ngumpulin poin karena menggunakan kartu kredit untuk biaya perjalanan dinasnya. Sedangkan kartu kreditku kan buat keperluan sehari hari saja. Belanja bulanan, belanja mingguan, beli baju, buku dsb. Kadang beli perlengkapan kamera secara online. kayak gitu2 deh.
Gilaaaaaaa, keren bgt ini
Gak mahal pula nginepnya. Kalau booking lewat hotwire.com cuma bayar $72, setara dengan harga hotel bintang 3 ke bawah. Padahal ini hotel bintang 4.
wah… gedung lama malah dijadikan hotel ya? gak berhantu kan? 😀
sayangnya memang di Indonesia malah bangunan2 tua dianggap harus dibongkar dan digantikan dengan bangunan yang futuristik (baca: berkaca semua). padahal bisa juga seperti ini ya?
Denger denger sih berhantu. Tapi waktu aku nginep di sini gak *tepatnya belum* menemukan hantu. Satpam yang aku tanyain juga bilang enggak ada hantu. Kalaupun ada hantu dia *satpamnya* minta resign.
hahahaha…
kalau kayak Lawang Sewu dijadiin hotel gimana ya? 😀
Ya gak apa apa tho, yang penting dirawat sebaik baiknya. Gak kumuh seperti hotel Niagara di Batu. Kesan spooky masih ada.
St.Louis Union Station hotel ini gak ada kesan spooky sama sekali. Kamarnya bersih. Coba liat deh foto2 kamarnya, cakep dan bersih.
ya memang perlu pembenahan dan perbaikan interior biar bagus seperti itu ya.
Butuh komitmen. Gak cuma komitmen dari pengelola tetapi juga dari pemakai alias masyarakat luas.
Percuma aja dibagusin tapi masyarakat penggunanya gak bisa merawat, buang sampah sembarangan, corat coret seenaknya.
ini yang agak sulit ya 🙂
Keren yaaa… jadi inget pernah napak tilas ke stasiun Tj Priok, konon dulu di situ juga ada hotelnya, andai stasiun Tj Priuk dibikin kayak gini keren banget deh
Sayang ya sudah hilang. Kalau dipertahankan kemudian dirawat baik baik, bisa jadi obyek wisata dan mendatangkan duit.
keren euy! saya jadi ingat film hugo yang settingnya stasiun kereta. hehe
Film anak anak itu ya?
*barusan goggling*
iya, mba. yang dia tinggal di stasiun kereta
Diuber uber anjing itu ya. Akhir ceritanya gimana?
Aku malah pengen nonton Premium Rush.
iya. jadi ceritanya setelah berhasil memperbaiki robot itu hugo ketemu sama pembuatnya yang ternyata kakek yang sering dia curi barangnya yang ternyata adalah pembuat film yang pensiun. di akhir, si kakek akhirnya kembali bikin film deh. hehe
Seru ya kayaknya. Penuh imajinasi.
iya, mba. efeknya baguss
Aku tadi barusan liat trailernya. Stasiunnya kayak Grand Central di NYC.
yang grand central itu umurnya tua juga dong, mba. kalau di hugo settingnya perancis
Banget, kayaknya lebih tua Grand Central ketimbang Union Station St.Louis.
o iyaa. bagian dalamnya mirip *barusan googling
Aku ada tuh foto2 Grand Central Station, baru dari sana juga.
udah diposting, mba? saya dapatnya grand central terminal 😀
Ya itu nama resminya, Grand Central Terminal. Grand Central Station itu salah kaprah, kadang disebut cuma Grand Central.
http://en.wikipedia.org/wiki/Grand_Central_Terminal
ndlongop lihat potone njenengan mbak…untung wis mari buko, dadi yen klebon upo ora batal 🙂
Aku baruuuuu aja buka jam 9:00 pm. Neng kono jam piro mbak?
di sini kemarin buka jam 8:43 mbak. Njenengan puasanya lebih panjanggg…. sekarang make khansa habis sahur, tadi bangun jam 2, makan, baca qur’an dan sekarang nunggu subuh mesisan. jam 3 mo subuhan trus mo tidur lagi 🙂
Seneng melihat bangunan-bangunan lama masih dipelihara. Sayangnya di Indonesia orang lebih suka main bongkar, lalu diganti dengan yang baru. Sementara bangunan lama yang masih bertahan kebanyakan kondisinya kusem.
Biasanya yang bertahan dipelihara pihak swasta kalau gak salah.
Keren bangeeet eh tapi gak serem ya mbak tidur disitu? *penakut* 😀
Gak serem tuh.
Wow.. Bangunannya klasik banget. Ruang kamarnya gak difoto sekalian? Hehe.. 😀
Aku kebagian kamar di bagian belakang yang merupakan bangunan baru. Biasa biasa aja sih.
Kalau mau yang bangunan asli, ada di depan. Harganya lebih mahal. Kalau mau lihat foto kamar kamar antiknya bisa dilihat di sini: http://doubletree3.hilton.com/en/hotels/missouri/st-louis-union-station-a-doubletree-by-hilton-hotel-STLUSDT/index.html