Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami saat mencari buah buahan lokal [tropis] di salah satu pasar di Georgetown, Penang, sebuah pulau di wilayah Malaysia. Buah buahan impor membanjiri pasar hingga lapak lapak kaki lima di luar pasar. Lebih ironis lagi sewaktu penjualnya dengan bangga menyebut asal buah buahan impor.
Saya: ini dari mana? Sambil menunjuk mangga kuning menggiurkan]
Penjual: [dengan nada bangga dan mengacungkan jempol] Australia ini.
Saya: Ada mangga lokal sini? Atau Malaysia deh?
Penjual: [buang muka sambil geleng kepala] tak ada.
Saya: Lha ini dari mana? [menunjuk mangga hijau semburat kuning di pangkal buah]
Penjual: Taiwan.
Saya: [buang muka dan berlalu dari sana]
Untungnya [salah satu kenikmatan menjadi orang Jawa. Selalu beruntung] setelah ubek ubek seluruh pasar dan lapak lapak kaki lima di seputarnya, ketemu pepaya dan jambu air. Penjualnya bilang si pepaya didatangkan dari Ipoh Malaysia, dan jambu air dari Balik Pulau, masih di kawasan pulau Penang, lebih lokal lagi pan.. Yihaaaaaa…..
ALhamdulillah.
2 kg pepaya 7.5 ringgit dan sekilo jambu air 4.5 ringgit. Jauh lebih murah ketimbang di US.
Bungkus koh!!!
Eh kagak deng, soalnya saya bawa tas belanja sendiri.
Siangnya jalan ke Balik Pulau, apalagi kalau bukan pesta durian. Pulangnya mampir ke Tropical Fruit Farm. Ngeborong buah lokal untuk sarapan buah keesokan harinya [24 Mei 2014].

Keterangan foto: buah naga, mangga, jambu air, pepaya dan kelengkeng. Total belanjaan 44.8 ringgit malaysia untuk 2 biji buah naga, 1 kg jambu air, 2 kg pepaya, 1/2 kg kelengkeng, 2 biji mangga.
Keterangan foto: buah naga, mangga, jambu air, pepaya dan kelengkeng. Total belanjaan 44.8 ringgit malaysia untuk 2 biji buah naga, 1 kg jambu air, 2 kg pepaya, 1/2 kg kelengkeng, 2 biji mangga.
sarapan buah? ngga kuattt. Mbak lek aku yo tak gawe rujakan ae buahne. btw, mbak wis nang indo tah? duh kok pas poso, sampeyan nyambangi anton? kapan? kupang lontongku tutup mbak, soale nduwe baby mboke’e repot. Sepurane yoo..padahal pasti kepeingin. hiksss
eh sy juga demen banget pepaya… disini banyak, apalagi nanas, kan dket subang, trs pisang.. dr lembang… yg gitu lah… trs bengkuang jg *eh itu kan bukan buah ya hihi… pokoknya kalo dah pegang apel saya suka keder, ini dililit apa yah kok jauh2 dari amrik masih kinclong gini, pikir saya…
Kecuali kalau apelnya apel lokal, apel Malang misalnya.
Tapi aku gak begitu suka apel, kalau dimakan gitu aja. Kalau di jus, nah itu baru suka. Itupun dicampur dengan buah lain.
kalo abis makan apel yg langsung dikunyah gigi rasanya kesat dan bersih mbak hehehhe
Ternyata podho wae antara Malay dengan Indonesia kalau urusan buah lokal. Buah naga di Malaysia masuk buah lokal atau impor?
Buah naga masuk buah lokal. Di pasar pasar gak nemu.
Kalau aku perhatiin, Indonesia masih jauh lebih baik. Di beberapa kota kecil yang aku singgahi seperti Balige [Sumatra Utara], Ubud [Bali], banyak sekali buah lokal. Buah impor juga ada, tapi gak sebanyak buah lokal.
emang iya sih, di indonesia buah lokal kalah saing ama buah impor, terutama dari Cina. Kebanting ama harganya…. yang datang jauh-jauh dari cina harganya justru bisa lebih murah…. 😦
Murah belum tentu bagus. Buah impor, jarak waktu dari dipetik hingga siap santap lebih panjang ketimbang buah lokal. Tentunya berimbas kepada cara kemasnya. Kebayang kan buah impor dikasih bahan bahan kimia supaya tahan lama hingga bisa siap santap ke tangan konsumen. Contohnya, buah apel dikasih lapisan lilin.
Harga memang murah, tapi yakin lebih sehat?
Cina sudah dikenal dengan produk produk berbahaya yang patut dipertanyakan. Bikin telor palsu, susu bayi dicampur tepung biar murah, L-Cysteine [bahan tambahan dalam tepung, dimana bahan dasarnya adalah rambut manusia], dll.
Masih mau cari murah?
Aku mah enggak, kalau barangnya dari Cina.
Lebih enak lagi kalo metik langsung dari pohonnya yang ada di halaman rumah 😀
Nahhh itu lebih sedap lagi. Hihihihihihi…
Kenapa ya banyak yg bangga dengan buah impor, padahal buah lokak gak kalah bagus..
Karena gak percaya diri dengan hasil sendiri, mental inferior.
di indonesia buah lokal lebih mahal daripada buah impor. kecuali buah yang khas indonesia dan belum ada kloningannya dari impor 😀
Masak sih?
Tapi meskipun begitu, masih tetep lebih enak buah lokal, enzymnya juga lebih kaya karena jarak dari petik sampai disantap lebih pendek ketimbang buah impor.
Lebih ramah lingkungan.